Salah satu dari 3 zat gizi mikro yang diperlukan manusia
adalah protein. Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaharui seluruh
jaringan yang ada dalam tubuh kita. Salah satu sumber protein tinggi yang dapat
kita makan adalah daging. Daging sebagai bahanpangan hewani mempunyai peran
penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, kandungan
asam amino esensial yang lengkap dan seimbang terdapat pada daging. Daging sapi
umumnya lebih disukai daripada daging ternak lain, karena mempunyai aroma dan
rassa yang lebih diterima konsumen.
Berbagai macam jenis olahan daging beredar dimasyarakat saaat
ini. salah satu produk olahan daging yang telah banyak dijual di pasaran yakni
kornet. Kini kornet dapat dijumpai dalam bentuk kalengan di swalayan maupun
supermarket. Pembuatan kornet cukup mudah. Kornet dibuat dengan teknologi
presscooking. Dimana daging yang digunakan adalah daging yang di curing
terlebih dahulu. Tujuan curing itu sendiri adalah untuk mempertahankan warna
merah cerah pada daging, serta menambah lama daya simpan daging kornet.
Lalu bagaimana pengertian kornet itu sendiri?
Corned beef atau kornet, adalah salah satu poduk olahan daging
sapi yang banyak digunakan dalam resep masakan indonesia. Kornet daging sapi
diolah dengan cara diawetkan dalam air garam (brine), yaitu air yang dicampur
dengan larutan garm jenuh. Kemudian dimassak dengan cara simmering, yaitu
direbus dengan api kecil untuk menghindari hancurnya tekstur daging sapi.
Tujuan untuk membuatkornet daging sapi adalah untuk tetap dapat memperoleh
proleh produk daging sapi yang berwarna merah , awet dan praktis. Dengan
diproses menjadi kornet, masalah penyimpanan daging sapi segar memang harus
disimpan dalam suhu dingin atau suhu beku. Akibatnya menjadi tidak praktis
apabila ingin digunakan. Sedangkan daging sapi segar telah diproses menjadi
kornet kemudian ikalengkan, dapat disimpan pada suhu kamar 2 tahun.
PROSES PEMBUATAN KORNET
Curing
Menurut Soeparno (2005) curing adalah cara processing daging
dengan menambahkan beberapa bahan seperti garam NaCl, Na-nitrat dan atau
Na-nitrit dan gula (dekstrosa atau sukrosa), serta bumbu-bumbu. Maksud curing
antara lain untuk mendapatkan warna yang stabil, aroma, tekstur dan kelezatan
yang baik, dan untuk mengurangi pengerutan daging selama processing serta
memperpanjang masa simpan produk daging.
Fungsi utama gula dalam pembuatan kornet adalah untuk
memodifikasi rasa,menurunkan kadar air, dan sebagai pengawet. Bumbu merupakan
bahan aromatik yang diperoleh dari tumbuhan atau diproduksi secara
sintetis. Bumbu memberikancita rasa enak yang diinginkan dalam kornet (Lengkey,
1998).
Nitrit
Nitrit mempunyai empat fungsi utama yaitu agen bakteriostatik,
antioksidan, meningkatkan flavor dan memberikan warna merah muda daging curing
(Romans et al.,1994). Nitrit mampu menghambat pertumbuhan Clostridium botolinum
(mikroorganisme patogenik paling berbahaya yang mengkontaminasi daging cured)
(Soeparno, 1994). Kadar nitrit yang diizinkan pada produk akhir daging adalah
200 ppm. Penambahan nitrit akan meningkatkan flavor dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme (Asikin et al., 1986).
Fungsi nitrit adalah menstabilkan warna merah daging,
membentuk flavor yang khas, menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan
beracun, sertamemperlambat terjadinya ketengikan. Jumlah nitrit yang diizinkan
tersisa padaproduk akhir adalah 50 ppm (mg/kg). Kemampuan nitrit dalam
mempertahankanwarna merah daging adalah dengan cara bereaksi dengan pigmen
mioglobin(pemberi warna merah daging) membentuk nitrosomioglobin berwarna merah
cerahyang bersifat stabil (Potter, 1996).
Garam selain pemberi rasa juga sebagai pelarut protein dan
sebagai pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Kramlich, 1973).
Menurut Tjokronegoro (1980), garam dapur yang terdapat dalam larutan berfungsi
sebagai bahan pengawet, Garam meresap ke dalam jaringan daging sampai tercapai
keseimbangan tekanan osmosis antara bagian dalam dan luar daging (Soeparno,
1994). Sejumlah bakteri terhambat pertumbuhanya pada konsentrasi garam 2%.
Mikroorganisme pembusuk, proteolitik dan pembentuk spora paling mudah
terpengaruh oleh adanya garam, walau dengan kadar 6% (Buckle et al., 1987).
Bumbu merupakan bahan aromatik yang diperoleh dari tumbuhan
atau diproduksi secara sintetis. Bumbu-bumbu ini memberikan cita rasa yang enak
yang diinginkan dalam produk, bumbu yang terdiri dari bawang putih, bawang
merah, gula, garam, dan merica (Subyantoro, 1996). Bawang merah biasa digunakan
sebagai bahan penyedap sehari-hari yang disukai karena aroma yang khas.
Bau dan
cita rasa yang khas bawang merah disebabkan adanya senyawa yang mudah menguap
dari jenis sulfur seperti profil sulfur (Sunarjono, 1995). Garam selain pemberi
rasa juga berfungsi sebagai pelarut protein dan sebagai pengawet karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri (Kramlich, 1973).
Merica/lada biasa ditambahkan
pada bahan makanan sebagai penyedap karena memiliki dua sifat penting yaitu rasanya
yang pedas dan aromanya yang khas. Kedua sifat tersebut disebabkan kandungan
bahan-bahan kimia organik yang terkandung dalam merica. Selain itu dalam proses
pembuatan kornet juga ditambahkan tomat, yang dalam pengunaannya tomat diseduh
dengan air panas kemudian dikelupas kulitnya. Bagian yang digunakan adalah
bagian dalam dari tomat. Pemberian tomat berfungsi sebagai penambah aroma khas
pada kornet (Zeitsev et al., 1969).
PEMBUATAN KORNET
Pada awalnya daging sapi di giling denga chopper pada suhu rendah
(160) hal tersebut dilakukan dengan menambahkan es batu atau air
dingin. Setelah daging telah dicincang kasar selanjutnya daging dimasukan
kedalam mixer untuk dicampurkan dengan bumbu dan bahan lainnya hingga menjadi
adonan yang homogen. Emulsi daging yang telah terbentuk selanjutnya diisikan ke
dalam kaleng yang sebelumnya telah di sterilkan dengan panas. Pengisian
dilakukan dengan menyisakan sedikit ruang kosong didalam kaleng, disebut head
space. Kaleng yang telah diisi kemudian di vakum dengan cara melewatkannya
melalui ban berjalan ke dalam exhauster box bersuhu 90-950 C selama
15 menit. Seteah keluar dari exhausted box kaleng dalam keadaan panas langsung
ditutup dengan mesin penutup kaleng.
![]() |
| kornet kaleng |
DAFTAR PUSTAKA
- Astawan, Made. Kornet. http://kulinerkita.multiply.com/reviews/item/116 [11 April 2011]
- Leith, P. 1989. The Cook’s hand book. papermack division, Macnillan Publ. Ltd., London
- Palupi, W. D. E. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI, 1986. 54 hal.
- Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan . Terjemahan : H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
- Dewan Standarisasi Nasional (DSN). 1995. SNI 01-3775-1995. Corned Beef Dalam Kaleng. Standar nasional Indonesia. Jakarta.








0 komentar:
Posting Komentar